LAPORAN PRAKTIKUM
TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH
IDENTIFIKASI KEANEKA RAGAMAN MAKROALGA DI ZONA PASANG SURUT PANTAI KONDANG MERAK
Dosen Pengampu :
Drs. Sulisetjono, M.Si
Ainun Nikmati Laily, M.Si
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Dosen Pengampu :
Drs. Sulisetjono, M.Si
Ainun Nikmati Laily, M.Si
Disusun oleh:
1. Riska Rahmagusviana (12620004)
2. Kurniawan Adi Prasetyo (12620008)
3. Lina Ainun Nazilah (12620011)
4. Nur Indah Saraswati (12620014)
5. Elmaulida Nur Faiqoh JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alga adalah organisme berklorofil, tubuhnya
merupakan thalus, alat reproduksi pada umumnya berupa sel tunggal, meskipun ada
juga alga yang alat reproduksinya berupa banyak sel (Sulisetjono, 2009).
Chlorophyceae (ganggang hijau) adalah salah satu kelas dari ganggang yang sel-selnya bersifat eukariotin (materi inti dibungkus oleh membran inti), pigmen korofil terdapat dalam jumlah terbanyak sehingga ganggang ini berwarna hijau. Pigmen lain yang dimiliki adalah Karoten dan Xantofil. Klorofil dalam pigmen lain terdapat dalam kloroplas yang bentuknya bermacam-macam antara lain mangkuk, gelang, pita spiral, jala dan bintang. Di dalam kloroplas terdapat butiran padat yang disebut pirenoid yang berfungsi untuk pembentukan tepung. Anggota alga hijau ada yang bersel tunggal dan ada pula yang bersel banyak, berwujud berkas, lembaran, atau membentuk koloni. Spesies alga hijau yang bersel tunggal ada yang dapat berpindah tempat, tetapi ada pula yang menetap. Alga hijau merupakan golongan terbesar di antara alga dan kebanyakan hidup di air tawar. Sebagian lagi hidup di darat, di tempat yang lembab, di atas batang pohon, dan di laut.
Chlorophyceae (ganggang hijau) adalah salah satu kelas dari ganggang yang sel-selnya bersifat eukariotin (materi inti dibungkus oleh membran inti), pigmen korofil terdapat dalam jumlah terbanyak sehingga ganggang ini berwarna hijau. Pigmen lain yang dimiliki adalah Karoten dan Xantofil. Klorofil dalam pigmen lain terdapat dalam kloroplas yang bentuknya bermacam-macam antara lain mangkuk, gelang, pita spiral, jala dan bintang. Di dalam kloroplas terdapat butiran padat yang disebut pirenoid yang berfungsi untuk pembentukan tepung. Anggota alga hijau ada yang bersel tunggal dan ada pula yang bersel banyak, berwujud berkas, lembaran, atau membentuk koloni. Spesies alga hijau yang bersel tunggal ada yang dapat berpindah tempat, tetapi ada pula yang menetap. Alga hijau merupakan golongan terbesar di antara alga dan kebanyakan hidup di air tawar. Sebagian lagi hidup di darat, di tempat yang lembab, di atas batang pohon, dan di laut.
Makroalga divisi Chlorophyta memiliki
thallus berbentuk filament, membran, dan tabung. Makroalga tersebut umumnya
menempel pada substrat di dasar perairan laut sehingga seperti karang mati,
fragmen karang, dan pasir. Cholophyta dapat bersifat uniseluler atau
multiseluler. Sering kita sebut dengan rumput laut yang berperan dalam hidup
kita di gunakan sebagai bahan pembuatan agar-agar, kosmetik dan lainnya.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui keanekaragaman makro alga yang berhabitat di Pantai Kondang Merak, Malang Selatan.
1.3 Manfaat
Untuk memberikan pengetahuan mengenai keanekaragaman makro alga di Pantai Kondang Merak, Malang Selatan.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui keanekaragaman makro alga yang berhabitat di Pantai Kondang Merak, Malang Selatan.
1.3 Manfaat
Untuk memberikan pengetahuan mengenai keanekaragaman makro alga di Pantai Kondang Merak, Malang Selatan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian AlgaKAJIAN PUSTAKA
Algae termasuk
golongan tumbuhan berklorofil dengan jaringan tubuh yang secara relatif tidak
berdiferensiasi, tidak membentuk akar batang dan daun. Tubuh Algae atau
ganggang secara keseluruhan disebut dengan talus ganggang dan golongan
Thallopyta yang lain dianggap sebagai bentuk tumbuhan rendah yaitu tumbuhan
yang mempunyai hubugan kekeluargaan yang sangat erat dengan organisme lain yang
paling primitif dan mulai muncul pertama di bumi sifat tumbuhan rendah yang
memiliki stuktur yang kompleks, diperkirakan terdapat sekitar 30.0000 spesies
ganggang yang tumbuh di bumi, kebanyakan diantaranya hidup dilaut,
species yang hidup diair tawar kelihatannya mempunyai arah perkembangan
yang lebih leluasa, jika dibandingkan dengan bentuk yang hidup didarat
(Tjitrosoepomo,1983).
Dilihat dari bentuk tubuhnya, Rumput laut (seaweed) atau alga tidak memperlihatkan adanya perbedaan antara akar, batang dan
daun. Secara keseluruhan, tanaman ini mempunyai morfologi yang mirip walaupun
sebenarnya berbeda. Bentuk-bentuk tersebut sebenarnya hanya thalus belaka.
Bentuk thalus rumput laut ada bermacam-macam, antara lain bulat seperti tabung,
pipih, gepeng, bulat seperti kantong dan rambut dan sebagainya. Thali ini ada
yang tersusun uniseluler (satu sel) atau multi seluler (banyak sel). Percabangan
thalus ada yang dichotomous (bercabang dua terus menerus), Pectinat (berderet
searah pada salah satu thalus utama), pinnate (bercabang dua-dua pada sepanjang
thalus utama secara berselang-seling), ferticillat (cabangnya berpusat
melingkari aksis / sumbu utama) dan ada juga yang sederhana, tidak
bercabang. Sifat substansi thalus juga beraneka ragam, ada yang lunak seperti
gelatin (gelatinous), keras diliputi atau mengandung zat kapur (calcareous),
lunak seperti tulang rawan (cartilaginous), berserabut (spongeous) dan
sebagainya (Soedarto,1990).
4.1.2 Klasifikasi Codium Harveyi Silva
Pada hakikatnya alga tidak mempunyai akar, batang
dan daun yang mempunyai fungsi seperti pada tumbuhan darat. Seluruh tubuh alga
hanyalah terdiri dari thalus hanya saja beraneka ragam untuk berbagai spesies. Substansinya pun
beraneka ragam, ada yang lunak, keras mengandung zat kapur dan berserabut. Alga yang
berkapur (calcareous) misalnya: Halimeda sp yang banyak ditemukan di terumbu
karang (Nontji,1993).
Selain tidak dapat dibedakan antara akar, batang
dan daun, bentuk dari thalus rumput laut ini bermacam-macam antara lain bulat
seperti tabung, pipih, gepeng, bulat seperti kantong, rambut, dan sebagainya.
Percabangan thalus ada yang dichotomus (bercabang dua terus-menerus),
pectinate (berderet searah pada satu sisi thallus utama) dan ada yang
sederhana, tidak bercabang. Sifat substansi thallus juga beraneka ragam, ada
yang lunak seperti gelatin (gelatinous), keras diliputi zat kapur
(calcareous) lunak seperti tulang rawan (cartilagenous), berserabut (spongious), dan
sebagainya. Pigmen yang terdapat dalam thalus rumput laut dapat digunakan
dalam membedakan berbagai kelas seperti Chlorophyceae, Phaeophyceae,
Rhodophyceae, dan Cyanophyceae. Perbedaan warna thalus menimbulkan adanya ciri
alga yang berbeda seperti alga hijau, alga cokelat, alga merah, dan alga
biru (Aslan,1991).
2.2 Alga Chlorophyta
Chlorophyceae merupakan kelompok terbesar dari
vegetasi Algae. Perbedaan dengan divisi lainnya karena memiliki warna hijau
yang jelas seperti pada tumbuhan tingkat tinggi karena mengandung pigmen
klorofil a dan klorofil b lebih dominan dibangkan karotin dan xantofil (Nontji,1981).
Algae hijau
sebagian besar hidup di air tawar, beberapa di antaranya di air laut dan air
payau. Algae hijau yang hidup di laut tumbuh di sepanjang perairan yang
dangkal. Pada umumnya melekat pada batuan dan seringkali muncul apabila
air menjadi surut. Sebagian yang hidup di air laut merupakan mikroalgae seperti Ordo
Ulotrichales dan Ordo Siphonales. Jenis yang hidup di air tawar
biasanya bersifat kosmopolit, terutama yang hidup di tempat yang cahayanya
cukup seperti kolam, danau, genangan air hujan, dan pada air mengalir (air sungai,
selokan). Algae hijau ditemukan pula pada lingkungan semi akuatik yaitu pada
batu-batuan, tanah lembab, dan kulit batang pohon yang lembab (Taylor,1960).
Alga hijau (Chlorophyceae) merupakan kelompok alga yang berwarna
hijau rumput. Sel-selnya mengandung satu sampai beberapa buah kloroplas. Pigmen
fotosintetik yang terdapat di dalam plastida terdiri dari klorofol a dan b yan
jumlahnya sangat banyak sehingga menutupi pigmen lainnya yaitu karoten dan
xantofil sehingga algae ini berwarna hijau. Contoh : Caulerpa sp. Codium
sp, Halimeda sp. (Nybakken,1992).
Algae kelas ini juga mempunyai bentuk yang sangat beragam, tetapi
bentuk umum yang dijumpai adalah bentuk filamen (seperti benang) dengan septa
(sekat) atau tanpa sekat, dan berbentuk lembaran. Perkembangbiakan seksual
sebagai berikut isi dari suatu sel biasa tumbuhan yang pipih dan berlapis dua
membentuk sel kelamin yang disebut gamet berbulu getar dua. Setelah gamet lepas
ke air mereka bersatu berpasangan dan melalui pembelahan sel berkembang menjadi
tumbuhan baru yang dikenal dengan sporofit,tetapi biasanya melalui fase benang
dulu. Perkembangbiakan dapat juga secara aseksual. Setiap sel biasa dari
tumbuhan zoospore berbulu getar empat. Zoospora ini setelah dilepas tumbuh
langsung menjadi gametofit yakni tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan gamet.
Perkembangbiakan aseksual dapat pula terjadi dengan fragmentasi yang membentuk
tumbuhan tak melekat (Romimohtarto, 2001).
Sebaran alga hijau terdapat terutama di mintakat litoral bagian
atas, khususnya di belahan bawah dari mintakat pasut,dan tepat di daerah bawah
pasut sampai kejelukan 10 meter atau lebih, jadi di habitat yang mendapat
penyinaran matahari bagus. Alga dari kelas ini terdapat berlimpah di perairan
hangat (tropik). Di laut kutub Utara, alga hijau ini lebih jarang ditemukan dan
bentuknya kerdil. (Romimohtarto, 2001).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Study lapangan terhadap
keanekaragaman makro alga ini dilaksanakan pada hari sabtu dan minggu tanggal 12-13
Oktober 2013. Pengamatan alga dilakukan pada dua waktu. Pengamatan pertama
dilaksanakan hari sabtu pada sore hari sekitar pukul 15.30 WIB dan pengamatan
kedua pada hari minggu sekitar pukul 07.00 WIB. Pengamatan alga ini bertempat
di pantai Kondang Merak, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
a. Alat tulis
b. Kamera digital
c. Icebox
d. Toples kaca ukuran sedang
e. Kantong plastik ukuran 1 kg
3.2.2 Bahan
Bahan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Es
b. Kertas
Label
c. Formalin
5%
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Pengambilan Sampel
1. Diambil alga (rumput laut) dengan cara terjun
langsung ke pantai dengan jarak 5-10 meter dari bibir pantai ketika keadaan
surut
2. Diamati alga dan dikelompokkan sesuai devisi
dari masing-masing alga
3. Dilakukan dokumentasi terhadap alga yang
ditemukan dan dideskripsikan
4. Dimasukkan alga yang telah didapatkan dalam kantong
plastic dan disimpan dalam ice Box
3.3.2 Pembuatan Herbarium
1. Dibersihkan alga yang sudah didapat dengan air
bersih
2. Dimasukkan alga kedalam toples kaca (1 toples
untuk 1 spesies)
3. Dituangkan larutan formalin 5% ke dalam toples
kaca berisi alga hingga menutupi seluruh permukaan tubuh alga
4. Diberi label pada permukaan toples sesuai nama
spesies alga
5. Diletakkan awetan alga dalam lemari awetan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengamatan
makroalga di pantai kondang merak yang telah dilakukan, didapatkan delapan
spesies alga dari divisi Chlorophyta. Delapan spesies tersebut dibagikan pada
tujuh kelompok untuk diamati dan dideskripsikan. Pada laporan pengamatan ini
hanya akan dijelaskan satu spesies alga dari divisi Chlorophyta, yaitu Codium
harveyi silva.
4.1 Codium
harveyi silva
Keterangan:
Warna hijau tua
Bentuk thallus silindris
Ukuran holdfast ± 1 cm
Lebar keseluruhan ± 7 cm
Panjang keseluruhan ± 11 cm
Tekstur lunak seperti spons
Percabangan dikotom
Pigmen
Klorofil a dan b, karoten, fikobilin
Kingdom
: Plantae
Phylum : Chlorophyta
Class : Bryopsidophyceae
Order : Bryopsidales
Family : Codiaceae
Genus : Codium
Phylum : Chlorophyta
Class : Bryopsidophyceae
Order : Bryopsidales
Family : Codiaceae
Genus : Codium
Spesies : Codium harveyi silva
4.1.3 Pembahasan
Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan pada alga, diketahui ciri-ciri dari alga yang
ditemukan adalah berwarna hijau tua, bertekstur silindris lunak seperti spon
dan mempunyai percabangan dikotom. Panjang keseluruhan 11 cm, lebar keseluruhan
± 7 cm, ukuran holdfast ± 1 cm. Holdfast terlihat berserabut berupa serabut
rhizoid. Menurut literatur gambar yang di dapatkan dari internet, setelah di
identifikasi ciri-ciri dari keduanya dan memiliki banyak persamaan, maka jenis
alga yang di amati ini termasuk dalam jenis alga Codium harveyi silva.
Alga
ini berhabitat di zona pasang surut air laut. Dinding selnya tersusun atas dua
lapisan. Bagian dalam tersusun oleh selulose dan lapisan luar tersusun dari
pektin. Kloroplas terbungkus oleh sistem membran rangkap. Pigmen yang terdapat
dalam kloroplas yaitu klorofil a, klorofil b, beta-karoten, serta berbagai
macam xantofil (lutein, violaxhantin, zeaxhantin) (Sulisetjono,2009). Sehingga
alga ini berwarna hijau. Selain itu Codium harveyi silva ini adalah alga
yang fotoautotrof yaitu berfotosintesis memasak makanan dengan bantuan sinar
matahari (Campbell, 2003). Pada ganggang berbentuk talus ini, penyerapan air
dan mineral serta proses fotosintesis dilakukan oleh sel sel seluruh tubuhnya
(Aryulina,2006).
Alga ini dominan hidup di dasar samudera yang
dapat tertembus cahaya matahari. Karena Seperti layaknya tanaman darat pada
umumnya. Banyak hidup di zona pasang surut. Menempel pada batu karang yang
sedikit tertutup pasir. Sebagai alga tropis dan tersebar di hampir sebagian
besar perairan kepulauan Nusantara (Campbell, 2003).
Perkembangbiakan
divisi chlorophyta ini ada 3 macam, yaitu vegetatif, seksual dan aseksual
(Sulisetjono,2009). Perkembangbiakan vegetatif dilakukan dengan
cara fragmentasi tubuhnya dan pembelahan
sel. Perkembangbiakan aseksual
dengan cara membentuk sel khusus yang mampu berkembang menjadi individu baru
tanpa terjadi peleburan sel kelamin. Pada umumnya terjadi dengan spora, oleh
karena itu sering disebut perkembangbiakan secara sporik. Zoospora dibentuk
oleh sel vegetatif. Perkembangbiakan
secara Seksual banyak dijumpai yaitu isogami,
anisogami, dan oogami. Meiosis dapat terjadi pada zigot yang berkecambah atau
pada waktu pembentukan spora atau gamet.
Isogami merupakan perkembangbiakan secara seksual yang paling sederhana
dan menuju ke arah anisogami. Pada tipe anisogami masing- masing jenis
merupakan sel bebas dengan ukuran yang tidak sama, sedangkan yang lebih maju
lagi yaitu tipe oogami. Pada tipe oogami, masing- masing gamet telah
menunjukkan perbedaan ukuran maupun bentuknya.
Peranan alga ini para nelayan sering
mengkonsumsinya sebagai sayuran segar. Alga ini juga membantu pengobatan tukak
lambung, radang usus besar, susah buang air besar, dan gangguan pencernaan
lainnya. Selain itu di gunakan sebagai tambahan Makanan dan susu (Ice cream,
yoghurt, waper krim, cokelat susu, pudding instant) Minuman (Minuman ringan, jus buah, bir)Roti
Permen Daging ikan dalam kaleng Saus, salad dressing, kecap Makanan diet
(Jelly, jam, sirup, puding, agar-agar) Makanan bayi pangan (Makanan hewan,
makanan ikan, cat, keramik, tekstil, kertas), Farmasi dan kosmetik (Pasta gigi, shampoo, obat tablet, bahan cetak gigi, obat
salep) Manisan rumput laut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Makro alga di Pantai Kondang Merak cukup
melimpah dilihat dari banyaknya makroalga yang ditemukan dari divisi
Chlorophyta, Rhodophyta, dan Phaeophyta
2. Berdasarkan
hasil pengamatan alga yang diperoleh dari zona pasang surut Pantai Kondang
Merak diketahui bahwa Codium harveyi silva merupakan spesies makroalga dari divisi
Chlorophyta karena memiliki pigen berwarna hijau antara lain klorofil a dan b,
karotenoid, fikobilin. Teksturnya lunak seperti spons. Tubuhnya tegak dan
rimbun yang disebabkan percabangan dikotom.
5.2 Saran
Untuk
memperlancar penelitian makroalga ini, mahasiswa diharapkan untun memperdalam
pemahaman mengenai makroalga sehingga penelitian bisa berjalan lebih lancar
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina,
Diah, dkk. 2006. Biologi 1. Jakarta : Esis
Aslan, Laode. 1991. Budidaya Rumput
laut. Kanisius: Yogyakarta
Campbell, Neil. A., dkk. 2003. Biologi
Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Nontji, A. 1981. Biologi Laut
Nusantara. Jakarta: Djambatan.
Nontji, Anugrah. 1993. Laut Nusantara.
Jakarta: Djambatan
Nybakken,J. W. 1992 . Biologi Laut :
Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta: Gramedia
Romimohtarto Kasijan-Sri Juwana. 2001. Biologi
Laut-Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Jakarta: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Oseanologi-LIPI.
Sulisetjono. 2009. Serahan Alga. Malang:
UIN Press
Taylor. 1960. Biologi. Bandung:
Ganeca Exact
Tjitrosoepomo, Gembong. 1983. Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan. Yogyakarta: UGM
press
kunjungi blog saya juga ya... http://ainunlaily.blogspot.com :-)
ReplyDelete