Thursday, October 24, 2013

KKL Makroalga Kondang Merak

LAPORAN PRAKTIKUM
TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH

IDENTIFIKASI KEANEKA RAGAMAN MAKROALGA DI ZONA PASANG SURUT PANTAI KONDANG MERAK

Dosen Pengampu :
Drs. Sulisetjono, M.Si
Ainun Nikmati Laily, M.Si


Disusun oleh:
1. Riska Rahmagusviana                (12620004)
2. Kurniawan Adi Prasetyo           (12620008)
3. Lina Ainun Nazilah                   (12620011)
4. Nur Indah Saraswati                (12620014)
5. Elmaulida Nur Faiqoh                                 

                    


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2012



BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
          Alga adalah organisme berklorofil, tubuhnya merupakan thalus, alat reproduksi pada umumnya berupa sel tunggal, meskipun ada juga alga yang alat reproduksinya berupa banyak sel (Sulisetjono, 2009). 
      Chlorophyceae (ganggang hijau) adalah salah satu kelas dari ganggang yang sel-selnya bersifat eukariotin (materi inti dibungkus oleh membran inti), pigmen korofil terdapat dalam jumlah terbanyak sehingga ganggang ini berwarna hijau. Pigmen lain yang dimiliki adalah Karoten dan Xantofil. Klorofil dalam pigmen lain terdapat dalam kloroplas yang bentuknya bermacam-macam antara lain mangkuk, gelang, pita spiral, jala dan bintang. Di dalam kloroplas terdapat butiran padat yang disebut pirenoid yang berfungsi untuk pembentukan tepung. Anggota alga hijau ada yang bersel tunggal dan ada pula yang bersel banyak, berwujud berkas, lembaran, atau membentuk koloni. Spesies alga hijau yang bersel tunggal ada yang dapat berpindah tempat, tetapi ada pula yang menetap. Alga hijau merupakan golongan terbesar di antara alga dan kebanyakan hidup di air tawar. Sebagian lagi hidup di darat, di tempat yang lembab, di atas batang pohon, dan di laut.
            Makroalga divisi  Chlorophyta memiliki thallus berbentuk filament, membran, dan tabung. Makroalga tersebut umumnya menempel pada substrat di dasar perairan laut sehingga seperti karang mati, fragmen karang, dan pasir. Cholophyta dapat bersifat uniseluler atau multiseluler. Sering kita sebut dengan rumput laut yang berperan dalam hidup kita di gunakan sebagai bahan pembuatan agar-agar, kosmetik dan lainnya.
1.2 Tujuan 
Untuk mengetahui keanekaragaman makro alga yang berhabitat di Pantai Kondang Merak, Malang Selatan.
1.3 Manfaat 
Untuk memberikan pengetahuan mengenai keanekaragaman makro alga di Pantai Kondang Merak, Malang Selatan.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Alga
Algae termasuk golongan tumbuhan berklorofil dengan jaringan tubuh yang secara relatif tidak berdiferensiasi, tidak membentuk akar batang dan daun. Tubuh Algae atau ganggang secara keseluruhan  disebut dengan talus ganggang dan golongan Thallopyta yang lain dianggap sebagai bentuk tumbuhan rendah yaitu tumbuhan yang mempunyai hubugan kekeluargaan yang sangat erat dengan organisme lain yang paling primitif dan mulai muncul pertama di bumi sifat tumbuhan rendah yang memiliki stuktur yang kompleks, diperkirakan terdapat sekitar 30.0000 spesies ganggang yang tumbuh  di bumi, kebanyakan diantaranya hidup dilaut, species yang hidup  diair tawar kelihatannya mempunyai arah perkembangan yang lebih leluasa, jika dibandingkan dengan bentuk yang hidup didarat (Tjitrosoepomo,1983). 
Dilihat dari bentuk tubuhnya, Rumput laut (seaweed) atau alga tidak memperlihatkan adanya perbedaan antara akar, batang dan daun. Secara keseluruhan, tanaman ini mempunyai morfologi yang mirip walaupun sebenarnya berbeda. Bentuk-bentuk tersebut sebenarnya hanya thalus belaka. Bentuk thalus rumput laut ada bermacam-macam, antara lain bulat seperti tabung, pipih, gepeng, bulat seperti kantong dan rambut dan sebagainya. Thali ini ada yang tersusun uniseluler (satu sel) atau multi seluler (banyak sel). Percabangan thalus ada yang dichotomous (bercabang dua terus menerus), Pectinat (berderet searah pada salah satu thalus utama), pinnate (bercabang dua-dua pada sepanjang thalus utama secara berselang-seling), ferticillat (cabangnya berpusat melingkari aksis / sumbu utama) dan ada juga yang sederhana, tidak bercabang. Sifat substansi thalus juga beraneka ragam, ada yang lunak seperti gelatin (gelatinous), keras diliputi atau mengandung zat kapur (calcareous), lunak seperti tulang rawan (cartilaginous), berserabut (spongeous) dan sebagainya  (Soedarto,1990). 
Pada hakikatnya alga tidak mempunyai akar, batang dan daun yang mempunyai fungsi seperti pada tumbuhan darat. Seluruh tubuh alga hanyalah terdiri dari thalus hanya saja beraneka ragam untuk berbagai spesies. Substansinya pun beraneka ragam, ada yang lunak, keras mengandung zat kapur dan berserabut. Alga yang berkapur (calcareous) misalnya: Halimeda sp yang banyak ditemukan di terumbu karang (Nontji,1993). 
Selain tidak dapat dibedakan antara akar, batang dan daun, bentuk dari thalus rumput laut ini bermacam-macam antara lain bulat seperti tabung, pipih, gepeng, bulat seperti kantong, rambut, dan sebagainya. Percabangan thalus ada yang dichotomus (bercabang dua terus-menerus), pectinate (berderet searah pada satu sisi thallus utama) dan ada yang sederhana, tidak bercabang. Sifat substansi thallus juga beraneka ragam, ada yang lunak seperti gelatin (gelatinous), keras diliputi zat kapur (calcareous) lunak seperti tulang rawan (cartilagenous), berserabut (spongious), dan sebagainya. Pigmen yang terdapat dalam thalus rumput laut dapat digunakan dalam membedakan berbagai kelas seperti Chlorophyceae, Phaeophyceae, Rhodophyceae, dan Cyanophyceae. Perbedaan warna thalus menimbulkan adanya ciri alga yang berbeda seperti alga hijau, alga cokelat, alga merah, dan alga biru (Aslan,1991).
2.2 Alga Chlorophyta
Chlorophyceae merupakan kelompok terbesar dari vegetasi Algae. Perbedaan dengan divisi lainnya karena memiliki warna hijau yang jelas seperti pada tumbuhan tingkat tinggi karena mengandung pigmen klorofil a dan klorofil b lebih dominan dibangkan karotin dan xantofil (Nontji,1981).
Algae hijau sebagian besar hidup di air tawar, beberapa di antaranya di air laut dan air payau. Algae hijau yang hidup di laut tumbuh di sepanjang perairan yang dangkal. Pada umumnya melekat pada batuan dan seringkali muncul apabila air menjadi surut. Sebagian yang hidup di air laut merupakan mikroalgae seperti Ordo Ulotrichales dan Ordo Siphonales. Jenis yang hidup di air tawar biasanya bersifat kosmopolit, terutama yang hidup di tempat yang cahayanya cukup seperti kolam, danau, genangan air hujan, dan pada air mengalir (air sungai, selokan). Algae hijau ditemukan pula pada lingkungan semi akuatik yaitu pada batu-batuan, tanah lembab, dan kulit batang pohon yang lembab (Taylor,1960).
 Alga hijau (Chlorophyceae) merupakan kelompok alga yang berwarna hijau rumput. Sel-selnya mengandung satu sampai beberapa buah kloroplas. Pigmen fotosintetik yang terdapat di dalam plastida terdiri dari klorofol a dan b yan jumlahnya sangat banyak sehingga menutupi pigmen lainnya yaitu karoten dan xantofil sehingga algae ini berwarna hijau. Contoh : Caulerpa sp. Codium sp, Halimeda sp. (Nybakken,1992).
Algae kelas ini juga mempunyai bentuk yang sangat beragam, tetapi bentuk umum yang dijumpai adalah bentuk filamen (seperti benang) dengan septa (sekat) atau tanpa sekat, dan berbentuk lembaran. Perkembangbiakan seksual sebagai berikut isi dari suatu sel biasa tumbuhan yang pipih dan berlapis dua membentuk sel kelamin yang disebut gamet berbulu getar dua. Setelah gamet lepas ke air mereka bersatu berpasangan dan melalui pembelahan sel berkembang menjadi tumbuhan baru yang dikenal dengan sporofit,tetapi biasanya melalui fase benang dulu. Perkembangbiakan dapat juga secara aseksual. Setiap sel biasa dari tumbuhan zoospore berbulu getar empat. Zoospora ini setelah dilepas tumbuh langsung menjadi gametofit yakni tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan gamet. Perkembangbiakan aseksual dapat pula terjadi dengan fragmentasi yang membentuk tumbuhan tak melekat (Romimohtarto, 2001). 
Sebaran alga hijau terdapat terutama di mintakat litoral bagian atas, khususnya di belahan bawah dari mintakat pasut,dan tepat di daerah bawah pasut sampai kejelukan 10 meter atau lebih, jadi di habitat yang mendapat penyinaran matahari bagus. Alga dari kelas ini terdapat berlimpah di perairan hangat (tropik). Di laut kutub Utara, alga hijau ini lebih jarang ditemukan dan bentuknya kerdil. (Romimohtarto, 2001). 

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Study lapangan terhadap keanekaragaman makro alga ini dilaksanakan pada hari sabtu dan minggu tanggal 12-13 Oktober 2013. Pengamatan alga dilakukan pada dua waktu. Pengamatan pertama dilaksanakan hari sabtu pada sore hari sekitar pukul 15.30 WIB dan pengamatan kedua pada hari minggu sekitar pukul 07.00 WIB. Pengamatan alga ini bertempat di pantai Kondang Merak, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
a. Alat tulis
b. Kamera digital
c. Icebox
d. Toples kaca ukuran sedang
e. Kantong plastik ukuran 1 kg 
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 
a.  Es 
b.  Kertas Label 
c.  Formalin 5%
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Pengambilan Sampel
1. Diambil alga (rumput laut) dengan cara terjun langsung ke pantai dengan jarak 5-10 meter dari bibir pantai ketika keadaan surut
2. Diamati alga dan dikelompokkan sesuai devisi dari masing-masing alga
3. Dilakukan dokumentasi terhadap alga yang ditemukan dan dideskripsikan
4. Dimasukkan alga yang telah didapatkan dalam kantong plastic dan disimpan dalam ice Box 
3.3.2 Pembuatan Herbarium
1.  Dibersihkan alga yang sudah didapat dengan air bersih
2.  Dimasukkan alga kedalam toples kaca (1 toples untuk 1 spesies) 
3. Dituangkan larutan formalin 5% ke dalam toples kaca berisi alga hingga menutupi seluruh permukaan tubuh alga
4. Diberi label pada permukaan toples sesuai nama spesies alga
5. Diletakkan awetan alga dalam lemari awetan
 
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengamatan makroalga di pantai kondang merak yang telah dilakukan, didapatkan delapan spesies alga dari divisi Chlorophyta. Delapan spesies tersebut dibagikan pada tujuh kelompok untuk diamati dan dideskripsikan. Pada laporan pengamatan ini hanya akan dijelaskan satu spesies alga dari divisi Chlorophyta, yaitu Codium harveyi silva.
4.1  Codium harveyi silva
 
Gambar Pengamatan
Gambar Literatur
google.com

Keterangan:
Warna hijau tua
Bentuk thallus silindris
Ukuran holdfast ± 1 cm
Lebar keseluruhan ± 7 cm
Panjang keseluruhan ± 11 cm
Tekstur lunak seperti spons
Percabangan dikotom
         Pigmen Klorofil a dan b, karoten, fikobilin
4.1.2 Klasifikasi Codium Harveyi Silva
Kingdom          :            Plantae
    
Phylum            :           Chlorophyta
          Class                :            Bryopsidophyceae
                Order               :            Bryopsidales
                      Family             :            Codiaceae
                            Genus              :           Codium

                                  Spesies             :          Codium harveyi silva


4.1.3 Pembahasan 
         Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada alga, diketahui ciri-ciri dari alga yang ditemukan adalah berwarna hijau tua, bertekstur silindris lunak seperti spon dan mempunyai percabangan dikotom. Panjang keseluruhan 11 cm, lebar keseluruhan ± 7 cm, ukuran holdfast ± 1 cm. Holdfast terlihat berserabut berupa serabut rhizoid. Menurut literatur gambar yang di dapatkan dari internet, setelah di identifikasi ciri-ciri dari keduanya dan memiliki banyak persamaan, maka jenis alga yang di amati ini termasuk dalam jenis alga Codium harveyi silva.
         Alga ini berhabitat di zona pasang surut air laut. Dinding selnya tersusun atas dua lapisan. Bagian dalam tersusun oleh selulose dan lapisan luar tersusun dari pektin. Kloroplas terbungkus oleh sistem membran rangkap. Pigmen yang terdapat dalam kloroplas yaitu klorofil a, klorofil b, beta-karoten, serta berbagai macam xantofil (lutein, violaxhantin, zeaxhantin) (Sulisetjono,2009). Sehingga alga ini berwarna hijau. Selain itu Codium harveyi silva ini adalah alga yang fotoautotrof yaitu berfotosintesis memasak makanan dengan bantuan sinar matahari (Campbell, 2003). Pada ganggang berbentuk talus ini, penyerapan air dan mineral serta proses fotosintesis dilakukan oleh sel sel seluruh tubuhnya (Aryulina,2006).
      Alga ini dominan hidup di dasar samudera yang dapat tertembus cahaya matahari. Karena Seperti layaknya tanaman darat pada umumnya. Banyak hidup di zona pasang surut. Menempel pada batu karang yang sedikit tertutup pasir. Sebagai alga tropis dan tersebar di hampir sebagian besar perairan kepulauan Nusantara (Campbell, 2003).
Perkembangbiakan divisi chlorophyta ini ada 3 macam, yaitu vegetatif, seksual dan aseksual (Sulisetjono,2009). Perkembangbiakan vegetatif dilakukan dengan cara fragmentasi tubuhnya dan pembelahan sel. Perkembangbiakan  aseksual dengan cara membentuk sel khusus yang mampu berkembang menjadi individu baru tanpa terjadi peleburan sel kelamin. Pada umumnya terjadi dengan spora, oleh karena itu sering disebut perkembangbiakan secara sporik. Zoospora dibentuk oleh sel vegetatif. Perkembangbiakan secara Seksual banyak dijumpai yaitu isogami, anisogami, dan oogami. Meiosis dapat terjadi pada zigot yang berkecambah atau pada waktu pembentukan spora atau gamet.  Isogami merupakan perkembangbiakan secara seksual yang paling sederhana dan menuju ke arah anisogami. Pada tipe anisogami masing- masing jenis merupakan sel bebas dengan ukuran yang tidak sama, sedangkan yang lebih maju lagi yaitu tipe oogami. Pada tipe oogami, masing- masing gamet telah menunjukkan perbedaan ukuran maupun bentuknya.

Peranan alga ini para nelayan sering mengkonsumsinya sebagai sayuran segar. Alga ini juga membantu pengobatan tukak lambung, radang usus besar, susah buang air besar, dan gangguan pencernaan lainnya. Selain itu di gunakan sebagai tambahan Makanan dan susu (Ice cream, yoghurt, waper krim, cokelat susu, pudding instant)  Minuman (Minuman ringan, jus buah, bir)Roti Permen Daging ikan dalam kaleng Saus, salad dressing, kecap Makanan diet (Jelly, jam, sirup, puding, agar-agar) Makanan bayi pangan (Makanan hewan, makanan ikan, cat, keramik, tekstil, kertas), Farmasi dan kosmetik (Pasta gigi, shampoo, obat tablet, bahan cetak gigi, obat salep) Manisan rumput laut.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Makro alga di Pantai Kondang Merak cukup melimpah dilihat dari banyaknya makroalga yang ditemukan dari divisi Chlorophyta, Rhodophyta, dan Phaeophyta
2. Berdasarkan hasil pengamatan alga yang diperoleh dari zona pasang surut Pantai Kondang Merak diketahui bahwa Codium harveyi silva merupakan spesies makroalga dari divisi Chlorophyta karena memiliki pigen berwarna hijau antara lain klorofil a dan b, karotenoid, fikobilin. Teksturnya lunak seperti spons. Tubuhnya tegak dan rimbun yang disebabkan percabangan dikotom.
5.2 Saran
Untuk memperlancar penelitian makroalga ini, mahasiswa diharapkan untun memperdalam pemahaman mengenai makroalga sehingga penelitian bisa berjalan lebih lancar

DAFTAR PUSTAKA


Aryulina, Diah, dkk. 2006. Biologi 1. Jakarta : Esis
Aslan, Laode. 1991. Budidaya Rumput laut. Kanisius: Yogyakarta
Campbell, Neil. A., dkk. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Nontji, A. 1981. Biologi Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan.
Nontji, Anugrah. 1993. Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan
Nybakken,J. W. 1992 . Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta: Gramedia
Romimohtarto Kasijan-Sri Juwana. 2001. Biologi Laut-Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI.
Sulisetjono. 2009. Serahan Alga. Malang: UIN Press
Taylor. 1960. Biologi. Bandung: Ganeca Exact
Tjitrosoepomo, Gembong. 1983. Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan. Yogyakarta: UGM press
 

1 comment: